Home » » Lempeng Megathrust Terus Bergerak

Lempeng Megathrust Terus Bergerak

Written By Unknown on Rabu, 03 Oktober 2012 | 09.05

Para ahli gempa dan tsumani kembali mengingatkan bahwa Kota Pa­dang masih berada di bawah bayang-bayang gempa besar.

Jamie Mc Lengley, Earth Observatoring Of Singapura dalam workshop penyusunann rencana kontijensi menghadapi bencana yang digelar BPBD Padang, di Rocky Hotel, kemarin (19/9) menyebutkan, gempa dan tsunami yang akan terjadi di Kota Padang akan jauh lebih besar, dari gempa yang pernah terjadi pada tahun 2010, 2007, 2009 lalu.

“Saat gempa besar terjadi, ma­syarakat hendaknya jangan me­nunggu aba-aba atau pe­ri­ngatan. Mereka hendaknya lang­sung menyelamatkan diri ke tem­pat ketinggian, karena pre­diksi para ahli gempa akan me­micu gelombang tsunami se­tinggi 11 meter. Setelah gempa hen­daknya masyarakat jangan ber­patokan pada air yang surut, ka­rena ada kalanya gempa yang me­micu tsunami tidak mebuat air surut. Setelah gempa terjadi, ma­sya­ra­kat segeralah me­ngung­si ­su­­paya tidak kehilangan waktu un­­tuk menyelamatkan diri,” ujar Jamie Mc Lengley, di hadapan peserta workshop.

Pria asal Amerika itu me­nyebut, megathrust yang me­micu gempa besar dan tsunami ini, karena terjadinya benturan lempeng Indo-Australia, yang terus bergerak dibawah lempeng Sunda atau yang sering disebut Eurosia. Pantauan para ahli, kedua lempeng ini bergerak saling menekan satu sama lain, dengan kecepatan rata-rata 5,7 centimeter pertahun. Saat ini kata Jamie, akibat gesekan kedua lempeng itu, telah mem­buat lengkungan, akibat leng­kungan tersebut menyimpan energi yang sangat besar, dan sewaktu-waktu dapat meledak sehingga memicu gempa besar dan tsunami yang sangat tinggi.

Dilanjutkan Jemie, prediksi akan terjadi gempa besar ter­sebut dapat dilihat sejak 200 tahun lalu tidak ada lagi gempa besar yang terjadi. Saat ini jelasnya, di bagian utara sunda megathrust di Sumbar energi tersimpan masih sangat ber­potensi menyebabkan terjadinya gempa besar, atau memicu rang­kaian gempa besar. Pelepasan anergi yang memicu gempa besar ini diperkirakan gun­cangannya akan terjadi selama dua sampai empat menit, dan paling kuat dirsakan oeh ma­syarakat yang berada di ping­gir pantai.

“Tsunami yang akan muncul di Sumbar, diprediksi akan mirip tsunami yang menyapu Aceh. Untuk itu, kami berharap kesia­pan pemerintah dalam penang­gulangan bencana terus dila­ku­kan, sehingga dapat menekan timbulnya korban saat kejadian ini terjadi,” ungkapnya.

Jamie menyebut, kalau pe­le­pasan energi di sunda me­gathrust terjadi, walaupun diha­langai Pulau Mentawai tidak akan banyak membantu  dan hanya bisa mengu­rangi ke­tinggian gelombang satu me­ter. Tapi tutur Jamie, kalau lempeng bergerak ke bawah, dampaknya akan lebih parah, dan ge­lom­bang tsunami akan lebih tinggi mencapai 11 meter, dan men­capai daratan lebih jauh, dan air yang menyapu daratan tersebut akan terjadi selama tiga jam.

Terkait ancaman tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pa­dang, Dedi Henidal mengatakan harus memperkuat koordinasi antar instansi yang sampai saat ini masih lemah. Upaya dari Pemko Padang yang telah dila­ku­kan adalah pembuatan shelter, pembuatan jalur evakuasi, pem­buatan protap penanggulan ben­cana, sosialisasi pada masya­rakat yang terus dilakukan, dan pengadaan sistem peringatan dini.

“Kami akui sebanyak 60 persen penduduk Kota Padang berada di zona merah, serta pusat perekonomian, pusat pemerintahan, dan pusat pen­didikan banyak berada di zona merah. Walaupun demikian, kami tetap berupaya melakukan penambahan shelter, yang ren­cananya akan dibangun se­banyak lebih kurang 100  unit dengan menggunakan sekolah-sekolah yang ada, selain itu kami juga akan menbah sebanyak 38 jalur evakuasi, dari 25 jalur evakuasi yang telah kami per­siapkan dan sebahagian dian­taranya sedang dibangun,” ung­k­panya.

Dedi menyebut, persiapan di Kota Padang saat ini, setelah beberapa kali gempa dilakukan sebanyak 29 kali sosialisasi, yang dilakukan para ulama dan ma­jelis pengajian. Diharapkan Dedi, dengan adanya informasi potensi gempa besar ini hen­daknya tidak membuat takut, namun jadikan sebagai sebuah informasi yang berguna dan membuat masyarakat terus waspada dari segala macam potensi bencana.

Saat ini sosialisasi yag terus dilakukan pada warga yang berada di zona merah, supaya disaat terjadi gempa berpotensi tsunami, warga bisa me­nye­lamatkan dengan berjalan kaki dan tidak menggunakan ken­daraan, sehingga upaya penye­lamatan bisa lebih cepat. 

Sumber : http://padangekspres.co.id

0 komentar:

Posting Komentar